Broken Home
LAST CHILD
Diary Depresiku Lyrics
Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yng ku harap tiada pernah terjadi
Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Disaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku
miliki
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang
kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan
Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di
jalanan
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang
kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yng ku harap tiada pernah terjadi
Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Disaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku
miliki
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang
kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan
Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di
jalanan
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang
kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
#
Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi semua anak – anak
di dunia ini,yang mengalami broken home,dan para orang tua,bahwa kita sebagai
seorang anak pahit memang menerima kenyataan perpisahan kedua orang tua
kita,namun tak harus menjadikan ini semua sebagai akhir dari kehidupan
kita,bila kita tak dapatkan kasih dari kedua orang tua kita maka kita mampu
membuat kasih itu untuk diri kita,jangan jadikan alasan untuk kalian menambah
penderitaan,membuat kalian merasa tak bearti,membuat kalian membenarkan setiap
tindakan kalian yang jelas – jelas merugikan diri kalian sendiri,banyak di
dunia ini yang mengalami broken home,dan banyak pula dari mereka yang menambah
kehancuran mereka dengan pergaulan bebas yang ada,minum – minuman keras,menjadi
anak jalanan,free sex, membuat suasana brutal dan banyak hal lainnya,ya karena
dikehidupan ku aku pun menemukan beberapa anak yang serupa denganku menjadi anak
broken home,tapi kami semua memiliki cara dan pandangan yang berbeda,aku tak
ingin banyak anak yang berfikir retaknya keluarga adalah retaknya hidup,kita
harus berfikir semua cobaan,kehidupan itu sudah dituliskan,sudah
digariskan,kita harus mampu membangun diri kita,bayangkan kita hanya berpisah
sebagai keluarga,tapi tidak memutuskan ikatan dalam keluarga itu,mereka tetap
orang tua kita,masih bisa kita jumpai,masih bisa kita sentuh raganya,jangan
jadikan ini sebagai alasan kehancuran diri kalian,kalian mampu memiliki
kehidupan lebih baik,kalian mampu berdiri dengan semangat bersama,kalian masih
bisa menggapai mimpi kalian,jangan bayangkan hidup kalian merasa
menderita,tertekan,lemah,karena banyak diluar sana orang – orang yang jauh
lebih sulit,yang jauh lebih mengalami pahit,yang tak seberuntung kalian yang
hanya mengalami sebuah ujian dari broken home,ingatlah untuk selalu
berdoa,membangun semangat di jiwa kita,menatap kehidupan yang lebih
baik,percayalah tak ada kesedihan yang abadi,tak ada kesengsaraan yang berlarut
apabila kita mau untuk merubahnya,di dalam kehidupan kita tak akan seumur hidup
kita mengalami kepahitan,penderitaan,selalu ada kebahagiaan yang terselip meski
hanya sebentar,dan setitik cahaya yang menghiasi,jangan bebani fikiran kalian
dengan emosi,dengan pemikiran utama “aku tersiksa” tapi utamakan “aku bisa
bahagia meski dengan luka” ini hanyalah seberkas kehidupan yang tak
abadi,kejarlah kebahagiaan dengan cara yang lebih positive dengan kesabaran,ke
ikhlasan,dan semangat untuk menjalani kehidupan yang pahit ini.
saat aku duduk di dibangku kelas 4 SD , aku aku ditinggal ayah
.. menurut cerita mamah , ayah hanya pergi sebentar hanya untuk menyelesaikan
masalah yang belum selayaknya aku tau .. sebagai anak aku hanya bisa melihat,
mendengar dan memperhatikan saat orang - orang dewasa membicarakan kedua orang
tuaku , meski terkadang aku ingin berkata dan bicara bahwa aku mengerti dan
bahkan mungkin sangat-sangat paham dengan semuanya namun apalah aku ? aku hanya
anak kecil berusia 9 tahun yang polos dan tak berhak apa-apa ..selang beberapa
minggu setelah kepergian ayah. rumah, mobil,dan semua yang ku miliki lenyap ..
aku dan mamah pun menumpang tinggal di rumah mama, mama adalah kakak perempuan
mamah , aku memanggilnya mama karena sejak masalah terus menimpa keluargaku aku
lebih dekat dengan mama dari pada mamah, mama sangat baik bahkan aku merasa
mama adalah mamah kedua untukku .. sempat nenek lampir (wanita simpanan ayahku)
datang kerumah mama untuk menemui aku dan mamahku, mamah menemuinya dan tak
sebarapa lama mamah berbincang-bincang dengannya, mamah pun menangis. aku
gabisa liat mamah nangis, aku pun beranjak mengambil air panas kedalam gayung
dan ku siram tubuh keriputnya hingga dia menjerit kepanasan, aku puas
melihatnya terluka namun mamah tiba-tiba menamparku dan berkata "mamah
tidak pernah mengajarkan kamu menjadi anak nakal !", aku terdiam dan hanya
bisa menangis saat mamah menyalahkanku untuk pembelaanku untuk mamah ..
Beberapa hari kemudian mamah meninggalkanku bersama mama
untuk alasan mencari pekerjaan dan mencari uang untuk biayaku. aku anak manja
dari sejak kecil aku tak terbiasa lama-lama jauh dengan kedua orang tuaku
apapun yang ku lakukan pasti harus dibantu mamah dan ayahku bahkan sulit
untukku beradaptasi dengan didikan mama yang harus bisa dewasa dan mengerjakan
semuanya sendiri, sering mama dan kakak-kakak mamahku memarahiku karena
kemanjaanku yang selalu bergantung pada orang lain. terkadang aku sakit hati
hingga menagis namun terkadang aku pun menyadari bahwa mereka seperti itu
karena mereka ingin aku lebih baik..
Beberapa tahun ku jalani tanpa kehadiran seorang ayah yang
selalu ku rindukan, tanpa kasih sayang ayah yang selalu ku harapkan dan semua
tentang ayah yang hanya khayalan untuku.. mamah dan aku mulai kehidupan dari
nol kembali hingga mamah bisa membelikan sebuah rumah untuk kita tinggal,
sebuah sepeda motor untukku sekolah dan kehidupan yang cukup mapan tanpa ayah.
Suatu waktu mamah meminta izinku pergi keluar kota untuk
menjemput rekannya, aku mengizinkan mamah pergi hanya untuk 1 hari 1 malam
karena meskipun didikan mama selalu menuntutku untuk dewasa jika bersama mamah
terkadang sikap manja itu masih ada, besoknya mamah pulang dan tak ku kira
mamah pulang bersama sosok yang selalu kurinduka, kuharapkan , dan sangat-sangat
aku inginkan. Mamah pulang bersama ayah , yaa ayahku *Further time...
1 comment
Hai, kenalkan saya Thella. Aku dan teman-temanku membangun sebuah komunitas "Rumah Kedua" yang menjadi wadah bagi anak-anak berlatar belakang broken home untuk saling berbagi cerita, kasih sayang, dan semangat. Selengkapnya bisa kalian cek di http://mrrsforlife.blogspot.com/ dan kuharap kalian bisa bergabung :) *tetapsemangatya!
Posting Komentar